Hai Mama,
Kosmetik sudah merupakakan bagian dari hidup wanita. Banyak orang ingin terlihat cantik dan menawan, dan mereka menggunakan kosmetik untuk mencapai hal ini. Karena prevalensi kosmetik di masyarakat, penting untuk menjadi konsumen yang pintar dalam memilih kosmetik untuk mama. Ketahui apa yang terkandung dalam kosmetik mama dan bagaimana itu akan mempengaruhi mama.
Sertifikasi BPOM/FDA dan Keamanan Produk Kecantikan.
Banyak orang mencari produk kecantikan yang diolah dari bahan-bahan yang sehat, tidak beracun dan aman digunakan. Sayangnya, tidak mudah bagi konsumen untuk mengenali merek mana yang benar-benar aman bagi mereka. Produk yang mengklaim ramah lingkungan dan alami selalu tidak dapat diandalkan. Tidak ada lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatur pembuatan kosmetik.
Bahkan Lembaga Kesehatan FDA tidak memiliki wewenang untuk memantau produksi kosmetik seperti makanan dan obat-obatan. FDA hanya memiliki beberapa otoritas hukum atas kosmetik. Dengan kata lain, FDA atau lembaga kesehatan tidak memeriksa apakah produk yang diklaim “100 persen alami” benar-benar 100 persen alami. Selain itu, Lembaga kesehatan tidak dapat menarik produk kosmetik walaupun itu berbahaya.
Penting untuk mama yang juga seorang konsumen, untuk mengenali dan membeli produk yang sehat dan aman bagi mama dan lingkungan. Ketahuilah bahwa beberapa bahan kimia dalam produk kosmetik tertentu mungkin beracun.
Memahami Kosmetik Yang Berbahaya.
Untuk membantu mama membuat keputusan yang tepat, berikut adalah bahan berbahaya yang digunakan dalam kosmetik dan produk perawatan personal sehari-hari.
- Bithionol : Bithionol adalah kandungan berbahaya yang dapat membuat konsumen mengalami photosensitivity, terutama saat terpapa sinar UV. Photosensitivity menyebabkan kulit memerah dan meradang, bahkan sampai dapat mengalami kejang.
- Vinil klorida : Vinil klorida adalah bahan umum yang digunakan dalam produk kosmetik. Studi menunjukkan bahwa menghirup vinil klorida dapat menyebabkan resiko yang berbahaya, yang dapat menyebabkan pengguna menjadi pusing, sakit kepala, disorientasi, dan ketidaksadaran jika dihirup dalam konsentrasi tinggi. Studi juga menunjukkan efek karsinogenik pada hewan sebagai akibat dari paparan setelah menghrup vinil klorida. Vinil klorida juga dikaitkan dengan penyakit liver, termasuk kanker hati, pada pekerja yang terlibat dalam proses pembuatan kosmetik dengan kandungan vinil klorida.
- Metilen klorida : Metilen klorida sempat digunakan pada kosmetik terutama pada spray rambut. Menurut studi penelitian, metilen klorida meningkatkan kemungkinan tumor pada paru-paru dan hati tikus. Berdasarkan temuan ini Lembaga kesehatan menyimpulkan bahwa penggunaan metilen klorida dalam produk kosmetik menimbulkan risiko kanker yang signifikan bagi konsumen.
- Khloroform : Kloroform digunakan sebagai bahan dalam produk kosmetik. Studi yang dilakukan oleh Institut Kanker Nasional menunjukkan bahwa pemberian oral kloroform pada tikus menginduksi karsinoma hepatoseluler atau kanker hati pada tikus dan tumor ginjal pada tikus jantan. Lembaga penelitian menunjukkan bahwa kloroform diserap dari saluran pencernaan, melalui sistem pernapasan, dan melalui kulit. Hingga disimpulkan berdasarkan temuan ini bahwa kloroform adalah zat berbahaya yang dapat membahayakan pengguna dalam produk kosmetik apa pun yang mengandung kloroform.
- Salisilanilida Terhalogenasi : Salisilanilida telah digunakan sebagai antimikroba untuk berbagai tujuan dalam produk kosmetik. Salisilanilida terhalogenasi mengandung fotosensitizer kuat dan sensitizer silang yang dapat menyebabkan gangguan kulit yang parah.
Lembaga Kesehatan mengatakan bahwa bahan-bahan di atas adalah bahan yang dilarang secara hukum secara mutlak.
Namun beberapa kandungan kosmetik berbahaya lainnya masih sering kita dijumpai hingga saat ini, berikut adalah kandungan-kandungan berbahaya yang masih sering kita jumpai walau sudah ada larangan dalam menggunakannya sebagai bahan dasar :
- Ftalat : bahan kimia ini terkait dengan gangguan endokrin, kandungan racun yang dapat mengganggu perkembangan anak, reproduksi, dan bahkan kanker, walau sudah di larang oleh Uni Eropa, kosmetik berbahan dasarkan Ftalat masih sering dijumpai di beberapa negara dalam bentuk kosmetik dan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sabun, cat kuku, shampoo, skincare.
- Merkuri : Merkuri sering dijumpai pada kosmetik seperti eye shadow, bedak serta krim pemutih. Bahan kimia berbahaya ini jika terserap ke dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan saraf, sistem imun tubuh, paru-paru, dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan otak. Lembaga Kesehatan FDA melarang merkuri sebagai bahan kosmetik kecuali dalam kondisi yang sangat spesifik di mana tidak ada pengawet lain yang lebih aman dan efektif yang tersedia saat itu.
- Hydroquinone : mengandung bahan aktif yang dimaksudkan untuk memutihkan dan mencerahkan warna kulit atau memutihkan kulit. Hydroquinone digunakan dalam krim pemutih tetapi telah dilarang karena dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit memerah karena terbakar, meskipun dilarang Hydroquinone masih sering dijumpai di kosmetik layaknya kandungan merkuri.
- Formaldehida : Bahan kimia berbahaya ini seharusnya digunakan sebagai bahan kosmetik. Kandungan ini dapat mereaksi alergi kulit hingga bahkan menyebabkan kanker. Sering ditemukan di dalam cat kuku, lem bulu mata, jel rambut, dan shampoo bayi.
- Oksibenzon : adalah bahan kimia yang biasanya digunakan pada tabir surya, bahan kimia ini memiliki efek samping yang buruk, seperti iritasi mata, gangguan hormon yang menyebabkan produksi estrogen pada wanita dan testosteron pada pria terganggu. Oksibenzon juga dianggap sebagai alergen yang menyebabkan alergi kulit.
- Timbal : Timbal adalah unsur kimia yang beracun bagi manusia yang sering ditemukan pada lipstik dan lipgloss. Lebih dari 60% produk lipstik mengandung timbal. Kontak dengan timbal dapat menyebabkan kerusakan ginjal pada pengguna, Berkurangnya kesuburan pada pria dan wanita, perubahan hormonal dan ketidakteraturan menstruasi.
- Resorsinol : Adalah obat keras yang digunakan untuk menghilangkan kulit kasar, dan melunakkan kulit yang keras. Resorsinol sering digunakan sebagai bahan pewarna rambut, lotion untuk rambut, dan krim jerawat. dan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia telah melarang penggunaan resorsinol dalam kosmetik, namun masih saja banyak lho mama para produsen bandel yang ingin memproduksi kosmetik dengan bahan resorsinol.
- Petroleum distillates atau Sulingan Minyak Bumi : memiliki efek negatif pada tubuh jika tersentuh dengan kulit. Paparan jangka pendek dapat menyebabkan iritasi kulit, tentu efek dari paparan jangka panjang akan lebih menakutkan. Kontak yang terlalu lama terhadap Petroleum distillates diketahui menyebabkan kulit kering atau pecah-pecah, suatu kondisi yang dikenal sebagai dermatitis. Hal ini terjadi karena pelarut menghilangkan lemak di sekitar sel-sel kulit, menyebabkan peradangan dan dehidrasi kulit. Beberapa produsen bahkan menempatkan label peringatan pada produk mereka, mendorong pengguna untuk berhati-hati dalam menggunakan kosmetik dengan kandungan ini.
Pastikan mama untuk selalu menggunakan kosmetik yang telah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jangan pernah tergiur dengan harga murah yang berlebihan, mama tidak pernah tahu kandungan yang tersimpan pada kosmetik tersebut.
Kosmetik merupakan bagian dari kehidupan banyak orang, terutama mama yang ingin tetap tampil cantik. Jika mama menggunakan kosmetik atau produk perawatan pribadi tanpa label BPOM, ketahuilah apa sebenarnya yang ada di dalamnya. Dengan membaca label dan melakukan riset, mama dapat membuat keputusan yang tepat dan sehat saat membeli dan menggunakan produk kosmetik.